Senin, 20 April 2009

AGROBISNIS SABUT KELAPA (COCO FIBER)

  1. PRODUKSI SABUT KELAPA
    1. Bahan Baku
    Pada tahap persiapan, sabut kelapa yang utuh dipotong membujur menjadi sekitar lima bagian, kemudian bagian ujungnya yang keras dipotong. Sabut tersebut kemudian direndam selama sekitar 3 hari sehingga bagian gabusnya membusuk dan mudah terpisah dari seratnya dan kemudian ditiriskan.
    2. Pelunakan
    Pelunakan sabut secara tradisionil dilakukan manual, yaitu dengan cara memukul sabut dengan palu sehingga sabut kelapa menjadi lebih terurai. Pada tahap ini sudah dihasilkan hasil samping berupa butiran gabus. Secara modern, pelunakan sabut dilakukan dengan menggunakan mesin pemukul yang disebut mesin double cruiser atau hammer mill. Seperti halnya dengan tahap perendaman, usaha kecil di lokasi studi tidak melaksanakan tahap pelunakan sabut ini, akan tetapi sabut langsung dimasukkan ke dalam mesin pemisah serat (defifibring machine).
    3. Pemisahan
    Pada tahap ini, sabut kelapa dimasukkan ke dalam mesin pemisah serat untuk memisahkan bagian serat dengan gabus. Komponen utama mesin pemisah serat atau defifibring machine adalah silinder yang permukaannya dipenuhi dengan gigi-gigi dari besi yang berputar untuk memukul dan “menggaruk” sabut sehingga bagian serat terpisah. Pada tahap ini dihasilkan butiran-butiran gabus sebagai hasil samping.
    4. Pengayakan
    Pada tahap ini bagian serat yang telah terpisah dari gabus dimasukkan ke dalam mesin sortasi untuk memisahkan bagian serat halus dan kasar. Mesin sortasi atau pengayak (refaulting screen) adalah berupa saringan berbentuk cone yang berputar dengan tenaga penggerak motor.
    Sortasi dan pengayakan juga dilakukan pada butiran gabus dengan menggunakan ayakan atau saringan yang dilakukan secara manual, sehingga dihasilkan butiran-butiran halus gabus
    5. Pembersihan
    Tahap pembersihan dilakukan untuk memisahkan bagian gabus yang masih menempel pada bagian serat halus yang telah terpisah dari bagian serat kasar. Tahap ini dilakukan secara manual. Tergantung kepada tingkat kekeringan serat dan butiran gabus, proses pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran atau dengan menggunakan mesin pengering
    6. Pengemasan
    Serat sabut kelapa yang sudah bersih dan kering kemudian dipak dengan menggunakan alat press. Ukuran kemasan adalah sekitar 90 x 110 x 45 cm atau sesuai permintaan pembeli. Secara tradisional, pemadatan serat dilakukan secara manual dengan cara diinjak yang menghasilkan bobot setiap kemasan hanya sekitar 40 Kg. Dengan menggunakan mesin press bobot setiap kemasan mencapai sekitar 100 Kg.
    Khusus untuk bagian butiran gabus, wadah kemasan adalah karung, dan setiap kemasan menampung sekitar 100 lt. Pada tingkat usaha kecil pemadatan butiran gabus dengan menggunakan alat press tidak dilakukan.
    Mutu serat sabut kelapa atau Coconut Fibre, ditentukan oleh warna, persentase kotoran, kadar air, dan proporsi antara bobot serat panjang dan serat pendek.
    PELUANG PASAR
    Kebutuhan dunia akan sabut kelapa ini terus meningkat,tercatat beberapa negara-negara maju seperti Belanda, AS, Jerman, Cina, Korea banyak membutuhkan produk ini khususnya sebagai bahan baku untuk industri jok kursi (mobil dan rumah tangga), dash board mobil, tali dan produk sejenis, bahkan permintaan beberapa negara belum dapat terpenuhi.
    Dengan banyaknya permintaan dunia terhadap serat sabut kelapa, serta kontribusi Indonesia yang masih sangat kecil dalam perdagangan dunia, serat sabut kelapa Indonesia mempunyai keunggulan komparatif (potensi produksi sabut kelapa) dan mempunyai peluang yang besar, tetapi harus disadari bahwa Indonesia memiliki pesaing antara lain dari India, Srilangka, Thailand dan Philipina yang sudah`lebih maju teknologinya karena adanya andil dari pemerintah setempat termasuk dalam hal kualitas produk.
    Untuk dapat bersaing dengan negara tersebut maka perlu adanya perbaikan dan pengembangan teknologi proses sehingga menghasilkan serat yang memenuhi persyaratan kualitas yang diinginkan pasar mengingat Indonesia mempunyai keunggulan komparatif (potensi produksi sabut kelapa) dan mempunyai peluang yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar